Senin, 13 Mei 2013

Valentine’s Day


         Ketika anda membaca buletin ini mungkin sebagian besar orang disekitar kita, atau mungkin kita, bahkan sebagian besar orang di seluruh dunia tengah sibuk mempersiapkan sebuah hari perayaan yang tujuh hari lagi akan tiba. Ada di antara mereka yang sedang sibuk pergi ke toko cokelat dan sedang memesanya, ada pula di antara mereka yang sedang sibuk mencari gaun atau assesoris yang akan dipakainya, dan mungkin ada pula di antara mereka yang sedang membuat janji pertemuan dengan pasangan sejawatnya, atau bahkan mungkin ada yang sedang berusaha tebar pesona mati-matian agar selambat-lambatnya tujuh hari ke depan mendapatkan pasangan. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua mereka mempersiapkan untuk menyambut hari yang mereka sebut sebagai hari kasih sayang. Yaps, benar sekali.. valentine’s day.

Berbagai macam perayaan mereka gelar. Ada di antaranya yang merayakannya dengan saling memberi cokelat atau bunga, ada pula yang merayakanya dengan pesta minuman keras, bahkan tak segan ada yang merayakanya dengan berzina secara terang-terangan dengan pasangan mereka. Tak ketinggalan pula banyak di antara mereka adalah umat Islam. Bahkan mungkin bagi mereka perayaan valentine day lebih besar nilainya daripada perayaan idul fitri maupun idul 'adha. Lalu bagaimana Islam memandang hal itu..? mari kita temukan jawabanya.


Sejarah Valentine's Day

Bagaimana sebuah perayaan besar dunia ini muncul tentunya tidak lepas dari momen sejarah yang menyertainya. Sudah menjadi kelaziman bahwa sebuah hari perayaan besar yang telah ditetapkan disitulah terkandung sejarah. Melalui kajian inilah pada nantinya kita bisa membuat penilaian.

Berbagai sumber telah menyatakan sejarah munculnya hari valentine’s day ini dengan berbagai versi yang berbeda.[1]

Versi pertama mengatakan bahwa: Valentine diambil dari sebuah nama seorang pendeta yaitu St. Valentine yang hidup di Roma pada abad ke III dalam pemerintahan Kaisar Claudius yang terkenal dengan kekejamannya. Karena kekejamannya itulah Kaisar tidak mendapat dukungan dari mayoritas rakyatnya, termasuk para pemudanya enggan berperang dan menjadi tentara kerajaanya. Hal itu membuat Kaisar Claudius marah sehingga membuat sebuah kebijakan dengan melarang setiap pemuda untuk menikah. Hal ini ditentang oleh St. Valentine yang kemudian dia dihukum oleh kaisar dengan hukuman pancung (penggal kepala) pada tanggal 14 Februari.


Pada tanggal itulah ditetapkan sebagai hari valentine dan pendeta St. Valentine dikenang sebagai pejuang cinta.

Versi kedua menyebutkan bahwa menurut tarikh kuno, periode pertengahan antara bulan Januari dan bulan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan pada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.

Pandangan Islam Tentang Valentine's Day

Seperti yang telah kita ketahui bahwa valentine’s day adalah sebuah hari perayaan orang-orang non Islam yang diangkat untuk mengenang kematian seorang tokoh yang bukan penganut Islam, serta tidak ada hubunganya sama sekali dalam Islam, maka dalam hal ini sebenarnya Rasulullah telah mengingatkan kepada umatnya 14 abad yang lalu melalui perkataan-perkataan yang beliau sampaikan kepada para sahabatnya dengan keterangan-keterangan yang telah jelas dan tak terbantahkan lagi.

Tashabuh
Rasulullah saw. telah melarang umatnya untuk  ber-Tashabuh (menyerupai suatu kaum) Hal ini ditegaskan dalam sabdanya:
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk mereka (kaum tersebut).” (HR. Abu Dawud dari Abdullah bin 'Umar dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani) [2]

Syaikhul Islam  berkata: “Hadits ini hukum minimalnya adalah haram menyerupai mereka (kaum kafir) walaupun dzahir hadits ini menunjukkan kafirnya orang yang menyerupai mereka, sebagaimana di dalam firman-Nya:
Wahai orang- orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setiamu. mereka satu sama lain saling melindungi. Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Al-Maidah: 51) [3]

Larangan ber-tashabuh telah ditegaskan dalam Islam termasuk dalam hal ini adalah ikut merayakan perayaan atau hari raya mereka.

Dalam masalah yang lain, Islam juga telah membuat batasan-batasan dalam beberapa hal untuk menghindari penyerupaan terhadap kaum kafir diantaranya:
Perpindahan arah kiblat yang telah ditetapkan oleh Allah swt yang dahulunya umat Islam berkiblat di masjid Al-Aqsha (Palestina) yang kemudian dipindahkan di ka'bah (mekah).
Perintah untuk memelihara jenggot dan mencukur kumis bagi orang laki-laki agar tidak menyerupai kaum Majusi. Sebagaimana sabda beliau:
“Pangkaslah kumis biarkanlah jenggot kalian, selisihilah kaum Majusi.” (HR. Muslim)

Diperbolehkanya sholat dengan menggunakan sandal atau sepatu dalam keadaaan tertentu.
     “Selisihilah kaum Yahudi karena mereka tidak shalat dengan sandal dan sepatu mereka.”(HR. Abu Dawud, Al-Hakim, Al-Baihaqi)[4]


Larangan menjadikan kuburan orang-orang sholih sebagai masjid. Sebagaimana sabdanya:
    “Semoga Allah memerangi kaum Yahudi, mereka telah menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.” (Muttafaqun 'alaihi dari hadits Abu Hurairah RA.)[5]

Demikianlah Islam telah memberikan penjelasan secara jelas bagaimana seharusnya kita menyikapi hari valentine yang sebentar lagi akan tiba. Masihkah kita akan mengikuti jalan mereka tanpa adanya sedikitpun rasa takut kepada Allah setelah Allah mengingatkan kita di dalam firman-Nya:

“Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al-Baqarah:120)

Kemudian mengapa kita musti menjadikan mereka panutan serta teladan dalam kehidupan kita dengan mengenyampingkan Rasulullah saw. sebagai teladan utama yang harus kita ikuti? Dan bukankah Allah telah menjadikan teladan juga dari orang-orang yang hidup dalam generasi terbaik bersama Rasulullah yaitu para sahabat, tabi'in, serta tabiut tabi'in?
"Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu sebaik-baik teladan bagi kamu (untuk diikuti) yaitu bagi orang yang mengharapkan (keredhaan) Allah dan (kemuliaan hidup) di akhirat dan orang yang banyak mengingati Allah". (QS Al-Ahzab: 21)

Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita semua sehingga kita tidak akan salah dalam mengambil sikap atau tindakan tanpa ada dasar pengetahuan yang pada akhirnya akan menjerumuskan kita dalam lembah kesesatan dan kemurkaan Allah swt. Wassalam. (M.I)



 [1]  lihat kisah lengkapnya di http://www.jadilah.com/2012/01/sejarah-valentine.html
 [2] Shahih Al-Jami', no. 6149
 [3] Iqtidha Ash-Shiratil Mustaqim, 1/241
[4] dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' no. 3210
[5] Lihat pembahasan lebih rinci tentang hukum membangun masjid di atas kuburan dalam kitab Tahdzir As-Sajid min Ittikhadzil Qubur Masajid karangan Asy-Syaikh Al-Albani


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls